Selasa, 13 Oktober 2009

Matkul Budet Perush

Etika Dalam Dunia Bisnis

Etika berasal dari kata Yunani yaitu “Ethos” yang artinya adat “istiadat” atau “kebiasaan”. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, bagi diri seseorang, masyarakat maupun kelompok masyarakat, Agama dan budaya menjadi sumber utama dari nilai etika.

Etika pada akhirnya mengharapkan orang agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma moral yang berlaku, karena ia sadar bahwa hal itu memang baik bagi dirinya dan bagi orang lain.

Maka kejujuran tidak lagi merupakan sebuah tuntutan moral dari luar, tapi sudah menjadi prinsip yang berasal dari dalam diri sendiri, demi kebaikan perusahaan, kepentingan pihak lain (konsumen, relasi bisnis, dll) dan juga demi kepentingan bisnis jangka panjang.

Etika sebagai ilmu, menuntun orang untuk berprilaku moral secara kritis dan rasional, etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak bebas tetapi dapat dipertanggung jawabkan.







Prinsip Umum Etika Bisnis

Secara umum prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik, sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, yang sangat erat sekali terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Tanpa melupakan kekhasan sistem nilai dari setiap masyarakat bisnis, disini secara umum dapat dikemukakan beberapa prinsip etika bisnis tersebut.

Prinsip Otonomi
Merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

Kesediaan bertanggung jawab merupakan ciri khas dari makhluk bermoral dan beradab.

Prinsip otonomi sangat sesuai dengan tuntutan persaingan bisnis yang ketat dimana setiap pelaku harus bisa mengambil keputusan dan bertindak dalam waktu yang tepat. Otonomi juga meningkatkan inovasi, mendorong kreativitas dan produktivitas, yang kesemuanya sangat berguna bagi bisnis modern yang terus berubah dalam persaingan yang ketat.




Yang paling pokok adalah, apakah keputusan dan tindakan bisnis yang dilakukan bisa dipertanggung jawabkan bagi diri sendiri & suara hati, tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk perusahaan dan semua pihak yang terkait dan punya kepentingan.

Jikalau ternyata terpaksa ada pihak, yang hak dan kepentingannya dikorbankan, adakah kompensasi yang memuaskan pihak tersebut yang bisa ditawarkan (contoh : kasus adam air dan Lumpur lapindo).

Ini membuktikan bahwa bisnis bukan hanya sekedar asal bertaruh, melainkan bertaruh dengan pertimbangan yang sangat matang, termasuk pertimbangan moral mengenai hak dan kepentingan pihak-pihak terkait, yang pada akhirnya juga menyangkut kepentingan bisnis perusahaan itu sendiri.

Prinsip Kejujuran
Sekilas kedengarannya cukup aneh bahwa kejujuran merupakan sebuah prinsip etika bisnis, sebab mitos keliru bahwa bisnis adalah kegiatan tipu menipu untuk meraup untung.

Pada bisnis modern tidak akan bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada prinsip kejujuran, para pelaku bisnis sadar dan mengakui bahwa kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilan dan bertahan untuk jangka panjang.

Dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak, kejujuran sangat diutamakan. Semua pihak secara apriori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur dalam membuat perjanjian dan melaksanakan kontrak, hal ini sangat menentukan relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak selanjutnya.

Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang sebanding juga sangat diperlukan, kepercayaan konsumen adalah hal yang paling pokok. Maka jika pengusaha menipu konsumen, entah melalui iklan, atau pelayanan, konsumen akan mudah lari ke produk lain.

Dalam hubungan intern perusahaan, kejujuran juga tidak bisa diabaikan begitu saja, sebab perusahaan bisa bertahan jika hubungan intern dalam perusahaan itu berjalan baik, yang merupakan kekuatan inti dari perusahaan tersebut.

Prinsip Keadilan
Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan dengan kriteria yang rasional objektif yang dapat dipertanggung jawabkan.




Agar setiap orang dalam kegiatan bisnis baik relasi eksternal maupun internal dari perusahaan, perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing, agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.

Prinsip saling menguntungkan
Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis, maka sebaiknya bisnis dijalankan dengan saling menguntungkan antara penjual dan pembeli, dalam bisnis yang kompetitif prinsip ini menuntut agar persaingan bnisnis haruslah melahirkan situasi win-win solution.

Prinsip integritas moral
Artinya bahwa seorang pengusaha harus menjalankan bisnisnya dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaannya.

Etos Bisnis

Etos bisnis disini, adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus membedakannya dengan perusahaan yang lain.

Wujudnya bisa dalam bentuk pengutamaan mutu, pelayanan, disiplin, kejujuran, tanggung jawab, perlakuan fair tanpa diskriminasi, dst. Umumnya etos bisnis ini mula pertama dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis perusahaan.

Visi dan prinsip itu kemudian menjelma menjadi sikap dan prilaku organisasi dari perusahaan tersebut, baik keluar maupun kedalam perusahaan. Maka terbentuklah sebuah budaya, etos, kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan maupun terus menerus dalam seluruh evaluasi dan penyegaran selanjutnya dalam perusahaan tersebut.

Pada waktunya nanti tidak hanya akan ada konsultan manajemen, legal, finansial, melainkan juga konsultan audit etis yang terutama menyangkut sejauh mana visi dan prinsip moral yang dianut suatu perusahaan benar-benar telah dioperasionalkan dalam seluruh kegiatan bisnis perusahaan melalui perilaku bisnis yang diperlihatkan seluruf staff mulai dari lapisan puncak sampai dibawah. (Hal ini apa yang kita kenal sekarang dengan ISO).




Relativitas moral dalam bisnis

Perusahaan multinasional harus beroperasi dengan dan berdasarkan nilai moral dan budaya yang berlaku di negara tempat perusahaan itu beroperasi. Inti pandangan ini bahwa tidak ada norma atau prinsip yang berlaku universal. Maka prinsip pokok yang harus dipegang adalah bahwa prinsip dan norma yang dianut negara tuan rumah itulah yang dipatuhi dan dijadikan pegangan.

Teori Etika Daentologi

Istilah “daentologi” berasal dari kata Yunani deon yang artinya kewajiban, teori ini menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Tindakan tersebut bernilai moral karena dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan, terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.

Misalnya memberikan pelayanan yang baik kepada semua konsumen, mengembalikan hutang kepada kreditor sesuai kesepakatan, menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang sebanding dengan harganya.






Secara singkat teori ini menganut :
1. Suatu tindakan mempunyai nilai moral, kalau tindakan itu dijalankan berdasarkan kewajiban.
2. Nilai moral tidak tergantung dari tercapainya tujuan dari tindakan yang dilakukan, melainkan tergantung dari kemauan baik.
3. Berdasarkan kedua prinsip diatas, kewajiban adalah hal yang harus dilakukan berdasarkan sikap hormat oada hukum moral universal.

Teori Etika Teleologi

Berbeda dengan etika deontologi, etika Teleologi mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, suatu tindakan dinilai baik jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau jika akibat dari kebijakannya menimbulkan hal yang baik dan berguna.

Tindakan seorang anak yang mencuri demi pembayaran pengobatan ibunya yang sedang sakit, dinilai secara moral sebagai tindakan yang baik, terlepas dari kenyataan bahwa secara legal ia tetap dinyatakan bersalah dan dapat dihukum.

Etika Teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu, setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam setiap situasi.

Teori Etika Utilitarianisme

Menganut faham sebuah kebijaksanaan publik haruslah mempunyai dampak positif bagi kepentingan orang banyak.

Beberapa prinsip etika utilitarianisme :
- Manfaat : Bahwa kebijaksanaan atau tindakan harus mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu, untuk menghasilkan hal yang baik.

- Manfaat Terbesar : Bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, serta menimbulkan kerugian terkecil bagi sebagian kecil orang.

Nilai positif etika “ utilitarianisme “

Paham ini memberi kriteria yang obyektif dan rasional mengapa suatu tindakan dianggap baik, suatu tindakan atau kebijaksanaan dianggap baik kalau mendatangkan hal yang baik bagi manusia.

Etika ini tidak mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan kepentingan pribadi atau golongan tertentu, serta aikbat yang ditimbulkannya.


Etika utilitarianisme sangat sejalan dengan intuisi moral semua manusia bahwa kesejahteraan manusia merupakan hal yang paling pokok bagi etika dan moralitas, dan bahwa etika ini sejalan dengan intuisi moral kita bahwa semua kaidah moral dan tujuan, serta tindakan moral manusia harus dipertimbangkan, dinilai, dan diuji berdasarkan akibatnya bagi kesejahteraan manusia.

Etika Utilitarianisme menjadi dasar utama dalam penyusunan program atau perencanaan dari suatu kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak.

Suatu sistem ekonomi akan dinilai lebih baik, kalau dalam sistem itu sedikitnya satu orang menjadi lebih baik keadaannya dan tidak ada orang yang menjadi lebih buruk keadaannya dibandingkan dengan system lainnya.

Dalam bidang bisnis etika Utilitarianisme juga mempunyai relevansi yang sangat kuat. Secara khusus etika ini diterapkan pada the cost and benefits analysis (analisis biaya dan keuntungan), yang intinya etika ini digunakan dalam perencanaan dan evaluasi / re evaluasi kegiatan bisnis suatu perusahaan, dalam berbagai aspek ; produksi, promosi, penjualan, diversifikasi, pembukaan cabang, penambahan tenaga, penambahan modal, dll.



Perlu juga diperhatikan bagaimana dan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemasok, penyalur, karyawan, dan masyarakat luas, ini berarti etika Utilitarianisme sangat sejalan dengan pendekatan kepada stake holder.

Membangun nama, reputasi, citra, brand, memang tidak hanya didasarkan kepada aspek keunggulan finansial, tetapi juga pada aspek moralnya, hal ini tidak terbentuk dalam semalam, tetapi melalui proses yang panjang, melalui kejujuran, mutu, pelayanan, dan disiplin. Sebagai unggulan suatu pereusahaan baik kedalam maupun keluar.

Kelemahan Teori “ utilitarianisme “

1. Karena manfaat bagi manusia, berbeda antara satu orang dengan yang lain, suatu tindakan bisnis bisa bermanfaat dan menguntungkan bagi sekelompok orang, tapi bisa sangat merugikan bagi kelompok yang lain.
Contoh : Kebijakan mengimpor beras oleh pemerintah sangat menguntungkan bagi masyarakat banyak, agar harga beras tidak melambung tinggi oleh para ulah spekulan, namun kebijakan tersebut sangat meerugikan para petani di dalam negeri.



2. Kendati seseorang punya motivasi yang baik dalam melakukan tindakan tertentu, tetapi ternyata membawa kerugian yang besar bagi banyak orang, tindakan itu dinilai tidak baik dan tidak etis.

3. Kelemahan pokok dari etika Utilitarianisme adalah, membenarkan hak kelompok minoritas dikorbankan demi kepentingan mayoritas, jadi kendati suatu tindakan merugikan bahkan melanggar hak dan kepentingan kelompok kecil, tapi menguntungkan orang banyak, tindakan tersebut tetap dinilai baik dan etis. Artinya etika Utilitarianisme membenarkan terjadinya ketidak adilan demi manfaat yang diperoleh sebagian besar masyarakat.
Contoh ; Upah buruh yang murah, tapi menguntungkan banyak pihak lain seperti penyalur, pemasok, kreditor, dan konsumen, maka kebijakan ini dinilai baik dan etis.

Jalan keluar Teori “ utilitarianisme “

Yang patut diketahui bahwa tidak mungkin kita dapat memuaskan semua pihak secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya.





Kebijakan yang diambil oleh perusahaan dalam jangka panjang tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan, tetapi juga banyak pihak terkait, namun ternyata ada pihak tertentu
yang terpaksa dikorbankan atau dirugikan yang tidak bisa terelakkan.

Kiranya pendekatan dan komunikasi pribadi akan merupakan sebuah langkah yang mempunyai nilai moral tersendiri, dengan cara ini bisa dicari jalan keluar berupa kompensasi yang maksimal yang bisa diterima oleh kedua belah pihak, sesuai dengan kondisi yang dihadapi

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Perusahaan adalah lembaga atau organisasi manusia yang kegiatannya diputuskan, direncanakan, dan dijalankan oleh manusia, oleh sebab itu perusahaan tetap mempunyai tanggung jawab moral dan sosial, ini membuktikan bahwa perusahaan tidak bisa hidup, beroperasi dan memperoleh keuntungan, tanpa adanya pihak lain.

Perusahaan diharapkan untuk ikut melakukan kegiatan tertentu yang tidak semata-mata didasarkan pada perhitungan keuntungan kontan yang langsung, melainkan juga untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.



Perusahaan diharapkan untuk tidak hanya melakukan kegiatan bisnis demi mencari keuntungan semata, melainkan juga ikut memikirkan kebaikan, kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat, dengan ikut melakukan kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat.
Misalnya : membangun tempat ibadah, melakukan penghijauan, mudik bareng (PT.Sidomuncul & PT.Telkomsel) melakukan traning dan magang bagi pemuda yang tinggal disekitar perusahaan contoh : Bakti BCA.

Kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat, menciptakan iklim yang yang lebih menerima perusahaan tersebut, beserta produk-produknya.

Lingkup tanggung jawab perusahaan yang tidak kalah penting nya adalah, memenuhi aturan hukum, adat dan budaya yang berlaku didalam masyarakat setempat, seperti mengadakan buka puasa bersama, bazaar menyambut natal dan tahun baru, ikut tidak beraktivitas dalam Hari Raya Nyepi bagi perusahaan yang belokasi ditempat yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu.

Perusahaan juga harus memperhatikan hak dan kepentingan stakeholders, atau pihak pihak terkait yang punya kepentingan langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan, seperti buruh, investor, kreditor, pemasok, penyalur, masyarakat setempat, dan pemerintah.


Argumen yang mendorong perlunya Tanggung Jawab Perusahaan.

Kebutuhan Masyarakat yang semakin berubah.
Untuk mendatangkan keuntungan yang besar, perusahaan harus peka dan tanggap terhadap kebutuhan dan harapan dari masyarakat yang semakin berubah, seperti biaya telekomunikasi yang murah (kartu As, IM3 sms, Jimat XL, dll).

Terbatasnya sumber daya alam.
Perusahaan diharapkan tidak hanya mengekploitasi sumber daya alam yang terbatas itu demi keuntungan ekonomis, melainkan juga ikut melakukan kegiatan untuk memelihara sumber daya alam tersebut. Seperti proyek penanaman kembali pohon oleh pabrik kertas di Porsea SUMUT.

Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
Bisnis mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral dan sosial untuk memperbaiki lingkungan sosialnya ke arah yang lebih baik, yang dengan sendirinya memperbaiki iklim bisnis yang ada, seperti turut serta dalam penanggulangan pengangguran masyarakat sekitar, dengan demikian dapat berperan dalam menekan angka kejahatan di lingkungan setempat, sehingga bisnis dapat berjalan dengan lancar.





Bisnis mempunyai kekuasaan sosial yang sangat besar, bisnis mempengaruhi konsumen, lingkungan, kondisi masyarakat, serta budaya dan moral masyarakat. Oleh sebab itu tanggung jawab sosial sangat dibutuhkan untuk bisa mengimbangi dan mengontrol kekuasaan bisnis tersebut. Asumsinya, kekuasaan yang terlalu besar dari bisnis, jika tidak diimbangi dan dikontrol oleh tanggung jawab sosial, akan mengakibatkan kekuatan bisnis yang merusak masyarakat.

Pada akhirnya tanggung jawab sosial bagi perusahaan dirasakan sangat penting, mengingat bahwa perusahaan yang berhasil dan bertahan lama, pasti telah menjalankan nilai nilai moral dan tanggung jawab perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar